Hubungan Merapi dan Laut Selatan


Kalau bicara masalah Gunung Merapi, terutama bagi anda yang ilmu “gejawen” nya masih kental pasti selalu bilang kalau aktivitass Gunung Merapi ada kaitannya dengan Laut Selatan. Bener gak ya?? Sebenarnya pertanyaan yang paling cocok bukan bener tidaknya, tapi percaya atau tidak kah anda. Lalu bagaimanakah sikap anda ketika diberi pertanyaan seperti itu?? Jawablah didalam hati kalian masing masing.. biar gak ketahuan rahasianya… he..he…

Jadi, sebenarnya critanya begini, dari jaman mataram dulu atau dari jaman Sultan HB I, mitos bahwa gunung berapi dan Laut Selatan itu ada penunggunya dan juga punya hubungan satu sama lain, sudah tersebar luas di masyarakat. Bahkan saya sudah pernah dengar kalau aktivitas Gunung Merapi dipengaruhi oleh aktivitas di Laut Selatan. Benarkah itu??

Ok.. kawanku, mari kita tinjau dari asal muasal kenapa aktivitas Gunung Berapi bisa meningkat. Aktivitas gunung berapi meningkat ketika ada supply magma yang berlebihan didalam dapur perut Gunung berapi. Ingat Magma berbeda dengan lahar…. Yang membedakan keduanya adalah tempatnya. Lahar sudah ada di luar perut bumi dan sudah terkontaminasi dengan udara sedangkan magma masih berada di perut bumi alias ada di dapur Gunung berapi. Yang menjadi pertanyaan disini adalah dari manakah supply magma tersebut?? 

Untuk menjawab pertanyaan tersebut mari kita tinjau apa yang terjadi di Laut Selatan Jawa. Indonesia adalah Negara yang berdiri diatas 3 lempengan benua yang aktif bergerak diantaranya lempeng Eurasia, Australia dan asia. Itu sebabnya Indonesia sering dilanda gempa… jika anda amati peta geologinya, anda akan melihat jalur gempanya… jalur gempa ini mulai dari barat pulau Sumatra lalu melewati selatan Pulau Jawa. Jangan dikira lempengan ini Cuma saling mepet. Lempengan ini saling tumpang tindih.

Lalu apa hubungannya lempengan itu dengan meningkatnya aktivitas gunung berapi? Hubungannya adalah sebagai berikut: ketika terjadi pergerakan di antara kedua lempengan, gesekan antara keduanya akan menimbulkan panas. Panas yang dihasilkan oleh akibat gesekan tadi dapat melelehkan batuan disekitarnya. Sehingga volume magma pun meningkat. Sesuai dengan hokum fisika, “ketika zat cair memiliki volume yang makin besar padahal ruangan yang menampung tetap, maka tekanannya pun menjadi semakin besar. Lalu untuk menetralkan tekanan maka volume harus dikurangi.” Prinsip ini juga berlaku untuk magma yang meningkat volumenya, padahal tempat yang tersedia di perut bumi terbatas. Sehingga magma akan cenderung mencari jalan keluar untuk menetralkan tekanan yang dialaminya. Dan jalan yang paling mudah dilalui adalah melalui gunung berapi. 

Mungkin dari situ anda bertanya tanya, kenapa saat ini Gunung Merapi mulai erupsi padahal di Laut selatan tidak terjadi apa – apa. Untuk menjawab itu mari kita telusuri yang terjadi di Mentawai. Fakta yang ada adalah status Merapi mulai meningkat setelah Musibah di Mentawai. Adakah hubungannya?? Jika ditilik dari Hukum fisika yang saya sebutkan diatas, tentu ada hubungannya. Gempaa yang terjadi di Mentawai bukan tidak mungkin menyebabkan volume magma meningkat secara besarbesaran. Lalu kenapa bukan gunung disekitar area itu yang meletus terlebih dahulu?? Kita semua tahu Gunung Merapi adalah gunung paling aktif di dunia. “paling aktif” disini dapat diartikan Gunung Merapi lah yang paling sering menjadi jalan untuk keluarnya magma dari perutbumi. Sehingga ketika terjadi kelebihan volume didalam perut bumi, maka magma akan terlebih dahulu melewati jalur ini. Setelah itu magma akan melewati jalur lain untuk keluar (yang dimaksud “jalur” adalah Gunung Berapi). Apa buktinya?? Buktinya adalah Meningkatnya aktivitas Gunung Merapi, diikuti dengan meningkatnya 19 gunung berapi yang tersebar di seluruh Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar